Jelajah
IMG-LOGO

Potensi Kesenian

Create By 06 July 2023 156 Views

1. Tari Topeng Ireng

Topeng ireng merupakan salah satu kesenian tari dari Borobudur, Magelang. Tari Topeng Ireng merupakan kesenian daerah pinggiran. Topeng Ireng hingga saat ini masih populer di kalangan warga masyarakat Desa Wonolelo Magelang. Tari topeng Ireng di Desa Wonolelo dikembangkan di 3 dusun yaitu Dusun Wonolelo, Dusun Windu Sajan, dan Dusun Windusabrang. Topeng Ireng dulunya merupakan peninggalan dari wali yang tujuannya untuk menyebarkan agama islam. Tarian Topeng Ireng mengadopsi dari konsep Indian atau suku Dayak. Namun, pakaian yang dikenakan penari sudah dimodifikasi menjadi lebih tertutup. Gerakan tarian Topeng Ireng mengadopsi dari kelompok-kelompok tari. 

2. Tari Soreng

Dalam perjalanannya kesenian tradisional soreng lahir dari kabut gunung. Tarian memuja keperkasaan alam itu tersebar dari lereng gunung Merbabu hingga Andong di Kabupaten Magelang. Tari Soreng menceritakan konflik dan peperangan antara Kadipaten Jipang Panolan dan Kesultanan Pajang yang ide ceritanya berasal Babad Tanah Djawi. Prajurit Kadipaten Jipang Panolan dipimpin Adipati Arya Penangsang dan Patih Matahun disertai dengan prajurit Soreng, di antaranya adalah Sorengrono, Sorengrangkud, dan Sorengpati. Sementara itu, prajurit Kesultanan Pajang dipimpin oleh Danang Sutawijaya. Arya Penangsang adalah Adipati Jipang Panolan yang digambarkan memiliki watak adigang, adigung, dan adiguna. Ia memiliki sifat iri hati atas kedudukan Sultan Hadiwijaya yang menjadi Sultan Pajang. Ia berusaha menyusun kekuatan prajuritnya dan berlatih keras setiap hari di alun-alun untuk mempersiapkan peperangan. Pada suatu hari, saat latihan perang sedang berlangsung, tiba-tiba datanglah seorang pekatik (pencari rumput untuk kuda) kadipaten yang di-perung (dipotong daun telinganya) dan diikatkan surat tantangan pada telinga yang sebelah. Setelah membaca surat tantangan yang ternyata berasal dari Sultan Hadiwijaya, Arya Penangsang menjadi sangat marah. Tanpa banyak pertimbangan ia segera memerintahkan semua prajuritnya untuk bergegas menyambut peperangan berangkat menuju ke tepi Bengawan Sore.

3. Ketoprak

Ketoprak merupakan teater tradisional sangat legendaris sejak puluhan tahun lalu disajikan dalam bentuk drama bahasa Jawa yang sangat merakyat. Eksistensinya telah tercatat dalam sejarah dan telah menempuh perjalan cukup berliku menapaki waktu dari masa ke masa dengan segala dinamikanya. Ada suatu keunikan dan keasyikan yang kini memang tinggal kenangan. Ketoprak sebagai teater atau drama rakyat yang mengangkat cerita-cerita  dengan setting kerajaan, cerita-cerita Panji, cerita fiksi sejarah, sampai cerita-cerita yang mengadopsi  naskah mancanegara ini pada masa-masa tersebut terbukti  pernah menjadi seni pertunjukan yang  diminati oleh komunitas luas sampai ke pelosok-pelosok pedesaan.